Lhokseumawe | InfoLhokseumawe.com — Pemerintah Kota Lhokseumawe bersama Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Lhokseumawe menggelar High Level Meeting (HLM) Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) 2025 di Kantor BI Lhokseumawe, Kamis (21/8/2025). Pertemuan ini bertujuan untuk memastikan stabilitas harga pangan menjelang peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW di September mendatang.
Wali Kota Lhokseumawe, Sayuti Abubakar, dalam arahannya menyampaikan kekhawatiran terkait lonjakan kebutuhan pokok yang biasa terjadi menjelang Maulid. Ia menyebut beberapa komoditas seperti beras, daging, ayam, telur, minyak goreng, dan gula berpotensi mengalami kenaikan permintaan signifikan yang jika tidak diantisipasi bisa memicu gejolak harga dan inflasi.
Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), inflasi tahunan (year-on-year) di Kota Lhokseumawe pada Juli 2025 mencapai 3,73 persen, dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) 109,13. Angka ini lebih tinggi dibandingkan Banda Aceh (1,97 persen) dan sedikit di bawah Meulaboh (3,82 persen).
“Artinya, kita berada pada posisi cukup rawan karena pergerakan harga menjelang hari besar keagamaan cenderung signifikan,” ujar Wali Kota.
Dalam pertemuan yang dihadiri berbagai pihak, termasuk Kepala Perwakilan BI Lhokseumawe Prabu Dewanto, Dandim 0103/Aceh Utara, perwakilan DPRK, Polres, Kejari Lhokseumawe, Plt. Sekda, pimpinan BPS, Bulog, Pertamina, dan BMKG, dibahas empat tantangan utama yang harus diantisipasi. Tantangan tersebut meliputi ketersediaan pangan, hambatan distribusi, spekulasi harga, serta pola konsumsi masyarakat.
Sebagai respons, Pemko Lhokseumawe bersama TPID merumuskan lima langkah strategis, yaitu menjamin pasokan pangan hingga usai perayaan, memperkuat koordinasi lintas sektor, menggelar pasar murah, memperketat monitoring harga berbasis digital, serta mengedukasi masyarakat agar berbelanja secara bijak.
Wali Kota Sayuti menekankan pentingnya kolaborasi dan komitmen bersama untuk mengendalikan inflasi. “Dengan kolaborasi yang erat dan komitmen bersama, kita optimistis inflasi dapat terkendali. Masyarakat harus bisa merayakan Maulid Nabi Muhammad SAW dengan tenang, tanpa terbebani lonjakan harga,” tutupnya. []