Lhokseumawe | InfoLhokseumawe.com — Upaya menghadirkan pembelajaran matematika yang lebih menyenangkan dan mendukung kesejahteraan psikologis siswa kini diwujudkan melalui sebuah pelatihan inovatif di Kota Lhokseumawe. Pelatihan ini berlangsung di SMP Negeri 15 Lhokseumawe, mulai 21 hingga 27 Agustus 2025.
Tim dosen lintas disiplin dari Universitas Malikussaleh (Unimal) berkolaborasi melatih guru-guru Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) Matematika tingkat SMP se-Kota Lhokseumawe dalam mengembangkan media pembelajaran berbasis gamifikasi dan multimedia interaktif.
Program ini lahir dari keprihatinan terhadap masih kuatnya anggapan bahwa matematika merupakan pelajaran yang sulit, kaku, dan menimbulkan kecemasan bagi siswa. Kondisi ini diperburuk oleh keterbatasan fasilitas teknologi dan minimnya pelatihan bagi guru dalam pemanfaatan media digital.
Pelatihan ini mendapat dukungan penuh dari MGMP Matematika Kota Lhokseumawe. Ketua MGMP, Sury Guswita Yani, S.Pd., menilai kegiatan ini sebagai langkah penting untuk meningkatkan kompetensi guru di era pendidikan digital.
“Pelatihan ini sangat relevan dengan kebutuhan guru masa kini. Inovasi dalam pembelajaran adalah kunci agar matematika tidak lagi menjadi momok bagi siswa,” ujarnya.
Turut hadir Plt. Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Lhokseumawe, Nafsiah, S.Sos., yang menegaskan pentingnya pendekatan pembelajaran yang tidak hanya fokus pada capaian akademik, tetapi juga memperhatikan kondisi emosional siswa.
“Pendidikan seharusnya membantu anak tumbuh secara utuh, bukan hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga sehat secara mental. Kolaborasi seperti ini menjadi langkah nyata untuk menciptakan pembelajaran yang lebih manusiawi,” tuturnya.
Fokus pada Psychological Well-Being
Dalam pelatihan ini, para guru tidak hanya dibekali kemampuan teknis menggunakan berbagai aplikasi digital, tetapi juga pemahaman tentang strategi pembelajaran yang mendukung psychological well-being siswa.
Zurratul Muna, S.Psi., M.Psi., Psikolog, dosen Fakultas Psikologi Unimal, menekankan peran guru. “Ketika siswa merasa stres atau tertekan, daya serap mereka menurun drastis. Guru memiliki peran besar untuk menciptakan lingkungan belajar yang aman, positif, dan mendukung kesejahteraan emosional siswa,” ungkapnya.
Dari sisi teknologi, Haves Qausar, S.Si., M.Mat., dari Program Studi Pendidikan Matematika, memperkenalkan aplikasi Blooket dan Wordwall sebagai sarana mengubah konsep matematika menjadi permainan edukatif. “Dengan gamifikasi, siswa belajar tanpa tekanan. Mereka tertantang sekaligus terhibur, dan itu berdampak langsung pada motivasi belajar mereka,” jelasnya.
Sementara itu, Amam Taufiq Hidayat, S.Si., M.Sc., memperkenalkan Renderforest dan Vyond untuk menciptakan media pembelajaran berbasis multimedia interaktif. “Generasi sekarang sangat visual. Jika kita bisa menyampaikan konsep matematika melalui animasi, warna, dan cerita, siswa akan lebih mudah memahami dan menikmati pembelajaran,” tambahnya.
Selama pelatihan, para guru secara aktif merancang dan mempresentasikan produk media pembelajaran mereka sendiri. Salah satu peserta, Ida Safriani, S.Pd. dari SMPN 1 Lhokseumawe, mengungkapkan bahwa pelatihan ini sangat membuka wawasan.
“Selama ini saya mengajar dengan cara yang konvensional. Setelah mengikuti pelatihan ini, saya sadar bahwa dengan aplikasi sederhana pun, pembelajaran bisa menjadi jauh lebih hidup,” katanya.
Peserta lain, Khairil Anwar, S.Pd. dari SMPN 10 Lhokseumawe, menambahkan, “Kami belajar bahwa menciptakan pembelajaran yang menyenangkan bukan hal sulit. Hanya perlu kemauan dan panduan yang tepat.”
Kegiatan ini didukung pendanaan dari Direktorat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Direktorat Jenderal Riset dan Pengembangan, Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi Republik Indonesia melalui Program Pengabdian kepada Masyarakat, Skema Pemberdayaan Berbasis Masyarakat, dalam Ruang Lingkup Pemberdayaan Kemitraan Masyarakat, Bidang Fokus Sosial Humaniora, Tahun 2025, dengan nomor kontrak induk 073/C3/DT.05.00/PM/2025 dan nomor kontrak turunan 0088/UN45.3.1/AL.04/VI/2025.
Pelatihan ini diharapkan menjadi model kolaborasi akademisi dan guru dalam menghadirkan pembelajaran matematika yang cerdas secara kognitif sekaligus menumbuhkan kesejahteraan psikologis siswa di seluruh Indonesia. []