Lhokseumawe | InfoLhokseumawe.com — Tim pasangan calon 02 Zulhery dan Misbahul Munir membantah tudingan provokasi dan kekerasan dalam kericuhan Pemilihan Raya (Pemira) BEM Unimal periode 2025-2026 yang terjadi di halaman Gedung Fakultas Ekonomi, Kampus Bukit Indah, pada Kamis, 5 Desember 2024 sore.
Juru bicara Tim Paslon 02, Mario menyampaikan bahwa insiden kericuhan terjadi di luar persidangan sengketa pemilihan antara pendukung paslon 01 Muhammad Ilal Sinaga–M. Yudha Sirgi Adhnana dengan pendukung paslon 02 Zulhery–Misbahul Munir.
Dalam konferensi pers yang berlangsung di salah satu kafe dalam kawasan Lhokseumawe, pada Sabtu, 7 Desember 2024. Tim paslon Zulhery–Misbahul Munir secara tegas membantah tudingan bahwa pihak mereka melakukan provokasi yang berujung pada bentrokan fisik.
Dalam pernyataan resmi kepada awak media, pada Sabtu, 7 Desember 2024. Mereka menyampaikan kronologi berbeda yang bertujuan meluruskan informasi yang berkembang yang kini menjadi pusat perhatian publik.
Menurut pernyataan tim paslon 02, kericuhan tersebut bermula dari kesalahpahaman di lokasi luar persidangan. Awalnya, situasi berlangsung kondusif dengan masing-masing pendukung menyaksikan jalannya persidangan dari luar gedung.
“Ketegangan mencuat ketika salah seorang pendukung paslon 01 merasa terganggu oleh pendukung paslon 02 yang merokok di area tersebut. Tuduhan provokasi dinilai tidak berdasar, mengingat konflik terjadi setelah salah seorang pendukung paslon 01 diduga memulai tindakan agresif berupa dorongan dan pemukulan terhadap pendukung paslon 02,” kata Mario, Jubir Tim Paslon 02.
“Kami menegaskan bahwa pendukung kami tidak pernah memulai tindakan provokatif. Kami juga menekankan bahwasanya kami tidak pernah mengepung ataupun mengintervensi pihak manapun. Insiden ini terjadi karena kesalahpahaman yang diperparah oleh respons emosional salah satu pendukung paslon 01,” tambahnya.
Kericuhan ini, menurut kesaksian pihak paslon 02, sempat mereda setelah kedua belah pihak menghentikan bentrokan secara spontan. Namun, situasi kembali memanas ketika beberapa pendukung paslon 02 yang sedang beristirahat di kantin luar depan gerbang kampus didatangi oleh sejumlah orang, termasuk mereka yang terlibat dalam bentrokan sebelumnya.
“Dalam insiden ini, pendukung paslon 02 menjadi korban tindak kekerasan lanjutan yang mengakibatkan salah seorang pendukungnya mengalami luka dan harus mencari perlindungan di rumah warga sekitar,” ungkapnya.
Tim paslon 02 juga mengingatkan publik bahwa proses sengketa Pemira masih berlangsung di jalur yang sudah di tentukan oleh pelaksana Pemira. Mereka menegaskan bahwa hasil pleno belum bersifat final dan masih menjadi objek pengkajian dalam persidangan yang sedang berjalan.
“Perlu kami tegaskan bahwa paslon 02 belum ada hasil secara resmi. Proses pleno yang dilakukan sebelumnya sedang kami tempuh melalui mekanisme sengketa sebagaimana diatur dalam Peraturan yang berlaku. Kami menghormati proses ini dan meminta publik untuk tidak terpengaruh oleh narasi-narasi yang seolah-olah ingin mengesampingkan jalannya persidangan,” jelas Mario.
Tim paslon 02 juga mengkritik pemberitaan dan tuduhan sepihak yang berkembang di media, menyebutnya sebagai narasi yang tidak sesuai dengan fakta di lapangan. Mereka menyerukan agar media menjaga netralitas dan tidak memperkeruh suasana dengan pemberitaan yang belum terverifikasi.
“Kami meminta agar media dan masyarakat tidak terpancing dengan tuduhan tanpa bukti yang diarahkan kepada kami. Melalui berita yang beredar kami membantah ketidak benaran berita tersebut bahwasanya tim atau pendukung dari pihak kami (02) menghadang pendukung 01 di depan pintu gerbang. Mari menunggu hasil investigasi resmi dari pihak berwenang agar situasi tidak semakin memanas,” tegas Mario.
“Kami dari pihak 02 menyayangkan atas respons pihak kampus dan penyelenggara Pemira atas kejadian yang telah berlangsung, kami mengharapkan pihak kampus dan penyelenggara Pemira agar menjadi mediator atas kericuhan yang terjadi belakangan ini,” ujarnya menambahkan.
Jubir tim paslon 02 juga menyampaikan bahwa salah satu pendukung paslon 02 berinisial MDR (21) turut menjadi korban. Korban juga telah melaporkan kejadian tersebut ke Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) Polres Lhokseumawe untuk diproses lebih lanjut. []