Aceh Utara | InfoLhokseumawe.com — Mahasiswa Kuliah Pengabdian Masyarakat (KPM) Kelompok 08 dari Universitas Islam Negeri Sultanah Nahrasiyah (UIN SUNA) Lhokseumawe mengambil inisiatif untuk mendukung pendidikan anak-anak desa dengan menggelar kegiatan pengajian dan bimbingan belajar (Bimbel) secara rutin. Program ini dilaksanakan di Meunasah Desa Alue Badee, Kecamatan Simpang Keuramat, dan disambut antusias serta mendapat dukungan luas dari masyarakat setempat.
Kegiatan pendidikan yang dilaksanakan empat kali dalam seminggu ini bertujuan mengombinasikan penguatan agama dan pendampingan akademik. Jadwal kegiatan terbagi menjadi sesi Pengajian pada hari Senin dan Selasa, serta sesi Bimbel untuk mata pelajaran sekolah pada hari Kamis dan Jumat. Kegiatan dimulai setiap pukul 14.30 WIB dan diikuti oleh anak-anak mulai dari tingkat TK, SD, hingga SMP, seusai mereka pulang sekolah.
Tokoh masyarakat setempat, Tgk. Safaruddin, menyampaikan apresiasi dan rasa terima kasihnya kepada mahasiswa KPM. Ia menilai program ini sangat krusial dan membantu perkembangan anak-anak di desa.
“Kami sangat mendukung kegiatan ini karena dapat menunjang kemampuan kognitif dan psikomotorik anak di Alue Badee,” ujarnya.
Ia menjelaskan bahwa kehadiran program ini menjadi sangat penting mengingat ketiadaan fasilitas pendidikan di Desa Alue Badee. Selama ini, anak-anak harus menempuh perjalanan ke desa tetangga untuk memperoleh pendidikan formal.
“Karena tidak adanya lembaga pendidikan di sini, anak-anak harus pergi ke desa lain untuk memperoleh pendidikan yang memadai,” terang Safaruddin.
Ia juga berharap kegiatan KPM ini dapat memicu kesadaran warga desa untuk berinisiatif menghadirkan fasilitas pendidikan sendiri. “Semoga program ini menjadi titik awal agar masyarakat berinisiatif membangun lembaga pendidikan, meskipun bukan sekolah formal. Setidaknya ada tempat tetap bagi anak-anak untuk belajar agama,” tambahnya.
Ketua Kelompok 08, Rahmat Alfajar, mengungkapkan rasa syukurnya atas respons hangat dari warga serta antusiasme tinggi yang ditunjukkan oleh anak-anak desa. “Program ini kami susun berdasarkan hasil pengamatan. Walaupun anak-anak masih bisa bersekolah di desa lain, kebutuhan akan pendampingan belajar dan pendidikan agama tetap sangat besar,” ungkapnya.
Ia juga berharap dampak dari kegiatan ini dapat berlanjut dalam jangka waktu yang panjang, bahkan setelah masa pengabdian mereka selesai.
“Kami berharap semangat belajar anak-anak tetap terjaga meski masa KPM kami berakhir. Mudah-mudahan kegiatan seperti ini terus berlanjut demi pendidikan anak-anak Alue Badee,” tutupnya, menekankan pentingnya keberlanjutan program untuk masa depan pendidikan anak desa. []










