Lhokseumawe | InfoLhokseumawe.com — Pemerintah Kota Lhokseumawe bersama Universitas Syiah Kuala (USK) melakukan panen perdana bawang merah di Gampong Paloh Batee, Kecamatan Muara Satu, pada Minggu, 27 Oktober 2024.
Bawang merah yang ditanam selama 65 hari di lahan seluas 2 hektare ini menghasilkan mencapai 9 ton per hektare. Keberhasilan ini tidak lepas dari penerapan teknik budi daya yang ramah lingkungan dan berkelanjutan, dengan mengurangi penggunaan bahan kimia berbahaya.
Kegiatan yang melibatkan Kelompok Tani Udeep Beusare merupakan hasil dari kolaborasi antara pemerintah daerah, perguruan tinggi dan kelompok petani, yang didukung oleh Program Kerja Sama Dunia Usaha dan Kreasi Reka (Kedaireka) DIKTI dengan tujuan meningkatkan ketahanan pangan berkelanjutan.
Penjabat Wali Kota Lhokseumawe, A Hanan SP MM, dalam sambutannya menyampaikan apresiasi atas terselenggaranya kegiatan ini dan memilih Kota Lhokseumawe sebagai lokasi proyek.
“Saya sangat mengapresiasi upaya bersama ini antara Pemko Lhokseumawe dan Universitas Syiah Kuala. Jangan hanya melihat dari hasil panen yang hari ini, namun lebih kepada proses pembelajaran budi daya yang berkelanjutan. Produksi tanpa bahan kimia ini sangat penting untuk menjaga kualitas tanah dan lingkungan,” ujar Hanan dalam rilis media, Minggu (27/10/2024).
Lebih lanjut, ia juga menjelaskan bahwa kegiatan ini sejalan dengan kebijakan pemerintah pusat dalam upaya menjaga stabilitas harga pangan dan mengendalikan inflasi. Dengan meningkatkan produksi pangan lokal, diharapkan dapat mengurangi ketergantungan pada impor dan memperkuat ketahanan pangan nasional.
“Menanam bawang merah bukanlah hal yang sederhana. Petani, cuaca, dan karakteristik daerah harus menjadi pertimbangan utama. Oleh karena itu, saya berharap kegiatan pendampingan seperti ini dapat terus dilakukan untuk meningkatkan kapasitas petani kita,” tambahnya.
Hanan juga berharap agar program ini dapat mendorong para petani untuk mengatur pola tanam yang lebih baik. Dengan demikian, bawang merah dapat disimpan lebih lama hingga enam bulan ke depan. Hal ini akan sangat membantu dalam menstabilkan harga di pasaran dan mencegah terjadinya fluktuasi harga yang sering terjadi pada komoditas ini.
Sementara itu, Ketua Program Studi Doktor Ilmu Pertanian (DIP) Sekolah Pascasarjana USK, Prof Dr Ir Rina Sriwati MSi, menyampaikan bahwa pendampingan untuk petani bawang di Gampong Paloh Batee meliputi penanaman varietas bawang Bauji dan Nganjuk.
Ia mengungkapkan bahwa selama pendampingan, tim menemukan bahwa faktor cuaca menjadi kendala utama yang memengaruhi hasil panen bawang. Fluktuasi cuaca seperti curah hujan yang tidak menentu dan suhu yang ekstrem dapat berdampak negatif pada pertumbuhan tanaman. Oleh karena itu, diperlukan strategi khusus seperti pemilihan varietas yang tahan terhadap cuaca ekstrem dan penerapan teknik budi daya yang tepat untuk mengatasi tantangan ini.
Ia juga menambahkan bahwa meskipun proyek ini akan segera berakhir, namun Fakultas Pertanian USK akan terus mendampingi petani sehingga nanti bisa berhasil dalam penanaman dan panen bawang dan menjadikan Kota Lhokseumawe sebagai salah satu sentra bawang di Aceh.
Hadir dalam acara panen perdana ini, Dekan Fakultas Pertanian USK, Kepala DKPPP Kota Lhokseumawe, Ketua KTNA Lhokseumawe, Kabag Prokopim Setdako, Alumni DIP USK, Dosen Fakultas Pertanian, serta sejumlah mahasiswa yang mengikuti Program Magang Merdeka. []